Kepada Sebuah Kelahiran
Sebuah kelahiran selalu disertai dengan perjuangan
(kata para bijaksana)
Kelahiranku, kelahiranmu, kelahiran siapa saja
Kelahiran negeri kita juga, tentunya
Tentu selalu ada yang ikut
Tentu ada yang serta pada sebuah kelahiran
: Yang merah, sederas darah
yang putih, sebening airmata
Sementara hidup sendiri begitu samudera
begitu rimba raya
Kita, tak lain ialah pejuang-pejuang
Yang tak lelah berlari-lari dan berenang
Sepanjang ribuan merah fajar sampai senjakala
Sejauh putih berjuta-juta terik bagaskara
Lantas, sampai kapan perjuangan itu sendiri
harus kita jalani?
Bukan pada kematian barangkali jawabannya
Karena, bukankah sebuah kelahiran tak lain,
pewaris dari kematian-kematian sebelumnya?
Atau barangkali perjuangan memang ada untuk tak pernah berhenti
Menghadapi hidup, kiranya,
kita musti seperkasa kepak garuda
yang tak henti-henti melawan badai
di ribuan fajar dan senjakala
melawan terik di keleluasaan bagaskara
mengibarkan panji-panji juang
dengan segenap merah darah
dan putih airmata
hingga perjuangan sampai,
pada kelahiran yang baru
kelahiran yang benar-benar merdeka
FA
Indonesia, 2015
Ditulis bertepatan dengan hari kelahiran seorang teman, sahabat, kakak, saudaraku, Bambang Purnomo.